Toyota Crown 1980 Modifikasi Exotic Foto dan Gambar
KOMPAS.com — Exotic car ini dari Yogyakarta. Kota pelajar tersebut, dalam soal modifikasi, baik kuantitas maupun kualitasnya, sedikit di bawah Jakarta. Namun, Kunto Wibisono dengan waktu 3 bulan coba menyerang Ibu Kota melalui arena ABT.
Tatapan mata penonton tertuju ke panggung yang dihuni sedan extreme berkelir biru. Backdrop mobil tadi adalah Kota Gudeg dengan dukungan nuansa metropolis berupa menara-menara serba gemerlap. Uniknya, ada tambahan becak dengan finalisasi custom.
Siapa sangka jika exotic car yang teronggok di panggung itu berasal dari Toyota Crown 1980 yang merupakan sedan mewah dan sedannya para eksekutif ketika itu. Garapan rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam ini mempunyai 3 keunggulan, padahal pengerjaannya hanya 3 bulan.
Poin pertama, tingkat kerapian yang begitu tinggi walau proses kesulitannya besar. Itu seperti pemilihan kaca depan All New Jazz. Hal itu tentu butuh penyesuaian yang pelik dari struktur bodi dan tulang.
Kedua, pemindahan mesin ke belakang. Untuk itu, pilihan cepatnya adalah mid-engine karena titik berat mudah dicari dan akan mendapat tingkat kestabilan yang tinggi. Diakui Kunto, pemindahan mesin ke belakang merupakan proses yang sangat sulit, meski akhirnya bisa jalan. Namun, itu masih harus lebih optimal.
Pasalnya, saat di dyno, mesin Crown hanya mempunyai tenaga 190 dk di gigi 2. Hal ini dipicu oleh masalah pada sistem solenoid pada gearbox yang tak mau merespons. Akhirnya, dapur pacu dicomot dari Toyota Supra 2JZ-GTE. Untuk penguatannya, modifikator membuat 8 mounting, terdiri dari 2 di sisi kiri, 2 di sisi kanan, 2 di tengah gearbox, dan 2 di belakang gearbox.
Untuk mendongrak tenaga, ia sempat terpikir memakai twin turbo standarnya. Akhirnya diputuskan bahwa mobil ini menggunakan single turbo Garret GT42R berukuran gambot dan dianggap mampu menghasilkan tenaga sampai 500 dk.
Adapun gearbox merupakan milik Subaru 4EAT lantaran sistem penggerak 4WD sequential triptonic. Kelebihannya, daya transfer untuk depan-belakang 50-50. Untuk mid-engine, posisi roda belakang Crown memakai penggerak roda depan yang digunakan pada transmisi Impreza. Soal penyambung dari mesin ke gearbox, modifikator membuatkan konverter untuk sistem matik.
Terakhir, kerapian. Biasanya, ada saja bagian yang tak sedap dipandang. Namun pada Crown ini, baik dari dekat maupun jauh, banyak yang berkomentar rapi. Seperti velg, celong reverse-nya diisi ornamen custom. Ini membuat mobil ini lebih "berbicara" dalam hal desain. Selain itu, sistem motorize di beberapa bagian diaplikasi dengan tepat sesuai tujuan untuk menghibur.
Tatapan mata penonton tertuju ke panggung yang dihuni sedan extreme berkelir biru. Backdrop mobil tadi adalah Kota Gudeg dengan dukungan nuansa metropolis berupa menara-menara serba gemerlap. Uniknya, ada tambahan becak dengan finalisasi custom.
Siapa sangka jika exotic car yang teronggok di panggung itu berasal dari Toyota Crown 1980 yang merupakan sedan mewah dan sedannya para eksekutif ketika itu. Garapan rumah modifikasi Kupu-Kupu Malam ini mempunyai 3 keunggulan, padahal pengerjaannya hanya 3 bulan.
Poin pertama, tingkat kerapian yang begitu tinggi walau proses kesulitannya besar. Itu seperti pemilihan kaca depan All New Jazz. Hal itu tentu butuh penyesuaian yang pelik dari struktur bodi dan tulang.
Kedua, pemindahan mesin ke belakang. Untuk itu, pilihan cepatnya adalah mid-engine karena titik berat mudah dicari dan akan mendapat tingkat kestabilan yang tinggi. Diakui Kunto, pemindahan mesin ke belakang merupakan proses yang sangat sulit, meski akhirnya bisa jalan. Namun, itu masih harus lebih optimal.
Pasalnya, saat di dyno, mesin Crown hanya mempunyai tenaga 190 dk di gigi 2. Hal ini dipicu oleh masalah pada sistem solenoid pada gearbox yang tak mau merespons. Akhirnya, dapur pacu dicomot dari Toyota Supra 2JZ-GTE. Untuk penguatannya, modifikator membuat 8 mounting, terdiri dari 2 di sisi kiri, 2 di sisi kanan, 2 di tengah gearbox, dan 2 di belakang gearbox.
Untuk mendongrak tenaga, ia sempat terpikir memakai twin turbo standarnya. Akhirnya diputuskan bahwa mobil ini menggunakan single turbo Garret GT42R berukuran gambot dan dianggap mampu menghasilkan tenaga sampai 500 dk.
Adapun gearbox merupakan milik Subaru 4EAT lantaran sistem penggerak 4WD sequential triptonic. Kelebihannya, daya transfer untuk depan-belakang 50-50. Untuk mid-engine, posisi roda belakang Crown memakai penggerak roda depan yang digunakan pada transmisi Impreza. Soal penyambung dari mesin ke gearbox, modifikator membuatkan konverter untuk sistem matik.
Terakhir, kerapian. Biasanya, ada saja bagian yang tak sedap dipandang. Namun pada Crown ini, baik dari dekat maupun jauh, banyak yang berkomentar rapi. Seperti velg, celong reverse-nya diisi ornamen custom. Ini membuat mobil ini lebih "berbicara" dalam hal desain. Selain itu, sistem motorize di beberapa bagian diaplikasi dengan tepat sesuai tujuan untuk menghibur.